Rabu, 27 Januari 2021

Bebas

Assalamualaikum, selamat pagi sobat lage...semoga kita senantiasa dilimpahkan kesehatan dan keselamatan.

Sobat lage, #KamisMenulis edisi tanggal 28 Januari 2021 kali ini mengusung tema bebas. Berhubung tema yang diusung adalah bebas saya mencoba menyajikan sebuah cerita pada pagi hari ini. 

Bothok
Adalah sejenis makanan tradisional khas Jawa. Bagi kita yang berasal dari daerah Jawa Tengah khususnya pasti sudah tidak asing lagi dengan bothok. Saya suka sekali dengan makanan tradisional ini. Dimakan ketika masih anget bersama nasi, rasanya sungguh nikmat menambah selera makan kita. Disamping itu, bagi saya yang seorang perantau dengan makan bothok membuat rasa kangen terhadap keluarga dan lingkungan asal saya sedikit terobati.

Bothok sendiri dibuat dari bahan-bahan: parutan kelapa yang masih muda, ikan teri, irisan tempe/tahu putih, daun mlinjo muda/daun so, dan tidak lupa yang menjadi ciri khas bothok ini adalah petai cina. Jika tidak ada petai cina, bagi yang suka pare bisa dijadikan sebagai pengganti.

Adapun bumbu untuk membuat bothok adalah cabe, bawang merah, bawang putih, daun jeruk, dan kencur. Semua bumbu diulek (dihaluskan). Campur jadi satu semua bahan dan bumbu, kemudian bungkus menggunakan daun pisang. Setelah selesai, kukus bungkusan bothok kurang lebih selama 30 menit. Bothok lebih nikmat dimakan hangat-hangat.

Demikian tantangan #KamisMenulis dengan tema bebas. Salam literasi.

Resume 4 - Teknik Membuat Resume Jadi Buku

Disampaikan pada Pelatihan Belajar Menulis edisi Senin, 25 Januari 2021 oleh narasumber seorang guru hebat, Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd dari Lebak Banten. Beliau adalah peserta belajar menulis bersama Om Jay gelombang 8.

Resume adalah sebuah ringaksan atau rangkuman materi. Ketika kita membuat resume, diharapkan jangan mengcopy tulisan narasumber secara utuh tanpa mengedit sedikitpun. Tetapi tentukan poin-poin yang dianggap penting lalu kembangkan dengan bahasa sendiri. Bisa diselingi pengalaman hidup, atau pengalaman menarik lainnya. Hal ini agar resume kta terasa hidup dan tidak monoton hanya sekedar copy paste dari narasumber.

1.      Mengumpulkan resume dalam file word.

Hal ini ditujukan supaya memudahkan kita dalam menyusun buku nanti.

2.      Menentukan tema.

Dilakukan untuk mengelompokkan materi yang temanya sama menjadi satu bab.

3.      Membuat TOC (Table Of Content) atau Daftar Isi.

Daftar isi dibuat berdasarkan kumpulan tema yang kita buat tadi.

4.      Mulai mengembangkan TOC (Table Of Content).

Pada kegiatan ini kita bahas lebih mendalam isi per bab dan selingi dengan pengalaman pribadi supaya buku terasa hidup. Ketika menulis naskah jangan dulu melakukan revisi. Tuangkan dulu ide yang berserak disekitar kita.

5.      Review, revisi dan edit naskah.

Jika naskah sudah selesai diketik, lakukan penyuntingan ejaan berdasarkan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), dengan tujuan untuk meminimalisir typo atau salah ketik.

6.      Lengkapi sinopsis buku.

Sinopsis dibuat untuk menarik perhatian pembaca.

7.      Kirim ke penerbit.

Jika naskah sudah selesai, kirimkan ke penerbit untuk segera diproses.

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membuat resume menjadi buku adalah:

-   Buku kumpulan resume kita persepsikan sebagai true story jadi yang diutamakan adalah cerita pengalaman mengikuti mengikuti setiap pertemuan. Kesan-kesan pribadi terhadap materi narasumber dihubungkan dengan pengalaman kita sendiri.

-       Ada satu bab khusus yang membahas awal suka menulis dan pandangan terhadap menulis. Misalnya sebelumnya mengira jika menulis itu sulit karena mentok tidak ada ide, namun setelah mengikuti pelatihan tercerahkan bahwa menulis jangan menunggu ide tetapi ciptakan ide.

-      Naskah resume buku isinya bukan sekedar copy paste materi dari narasumber, tetapi ambil poin-poin pentingnya saja.

-     Resume di blog boleh panjang, karena dianggap hampir seluruh materi itu penting. Tetapi ketika akan dijadikan naskah buku, harus dibuat lebih ringkas dengan mengambil poin-poin pentingnya saja.

-     Menulis biodata narasumber tidak perlu panjang-panjang, misalnya jika prestasinya banyak cukup diambil salah satu saja yang paling “Wah”.

-        Materi sesi tanya jawab diambil beberapa saja yang sesuai dengan tema yang dibahas.

-    Daftar pustaka dibuat jika mengutip dari buku, tetapi jika isinya paparan materi dari narasumber semua maka daftar pustaka tidak perlu dibuat.

Satu tips yang diberikan narasumber kepada penulis pemula agar bisa konsisten dalam menulis adalah tentukan niat dan tekad yang kuat. Karena menulis butuh keterampilan, harus diasah setiap hari. Layaknya sebuah pisau semakin tajam apabila selalu diasah. Begitupun keterampilan menulis, harus dibiasakan menulis setiap hari. Jika kita sudah terbiasa menulis dan berhasil menaklukkan 20 resume pasti akan bisa menerbitkan buku sendiri.

Resume 3 - Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie


Materi ini disampaikan oleh narasumber hebat, Pak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. seorang guru SD di Jakarta, masih muda namun prestasi menulisnya sangat luar biasa dan telah melahirkan beberapa karya.

Saat ini, menerbitkan sebuah buku bisa dibilang semakin mudah. Mengapa dibilang semakin mudah? Karena dulu kita berpikir untuk menerbitkan sebuah buku harus melalui berbagai proses yang susah dan lama sekali. Karena kita tahunya penerbit mayor yang buku-bukunya bertebaran di toko buku. Kita juga tahu kalau mengirim naskah ke penerbit mayor ada kemungkinan ditolak. Apabila diterima pun proses penerbitannya sangat lama.

Sekarang ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut. Pada penerbit indie, naskah yang kita kirim pasti diterbitkan dan proses penerbitannya pun relatif mudah dan cepat. Satu hal yang perlu diketahui jika kita mengirim naskah untuk diterbitkan di penerbit indie, kita perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkan fasilitas pra cetak penerbitan. Bagi penulis pemula, keberadaan penerbit indie menjadi satu solusi yang tepat untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri.

Jika kita akan memilih penerbit untuk menerbitkan buku sebaiknya kita memahami betul ketentuan tiap-tiap penerbit dan memilih penerbit mana yang cocok. Karena masing-masing penerbit memiliki penawaran dan ketentuan yang berbeda-beda.

Hal yang harus diperhatikan jika penerbit tersebut tidak menyediakan fasilitas editing, itu berarti penerbit tidak melakukan editing terhadap naskah yang kita kirim. Jika terdapat kesalahan dalam pengetikan maupun tulisan yang kurang pas tidak akan dikoreksi oleh penerbit. Akan tetapi kita bisa melakukan editing sendiri sebelum naskah kita kirimkan ke penerbit.

Karena tidak ada fasilitas editing dari penerbit, sebelum buku terbit kita akan dikirim naskah buku PDF dengan (water mark) untuk dicek kembali. Beberapa tips yang dapat dilakukan dalam mengedit naskah sendiri antara lain:

-  Penulisan kata jangan disingkat (yg, tdk, blm, dsb).

-  Jangan sampai ada tulisan yang salah ketik (typo).

-  Satu paragraf jangan berisi terlalu banyak kalimat.

- Mulailah membiasakan membuat kalimat yang pendek-pendek, karena limat yang panjang akan cenderung membingungkan.

-   Setiap bab baru selalu dimulai di halaman baru, jangan digabung dengan bab sebelumnya.

Naskah buku juga disertai kelengkapan naskah yaitu: Cover (judul buku dan nama penulis saja), Prakata, Daftar Isi (tanpa nomor halaman), Profil Penulis, Sinopsis (3 paragraf yang masing-masing paragraf berisi 3 kalimat). Prakata wajib ada dan ditulis penulis sendiri. Kata Pengantar ditulis oleh orang lain dan tidak wajib ada.

Satu tips dari narasumber bagi penulis pemula agar buku yang kita tulis diminati banyak orang yaitu membuat buku dengan tema yang masih jarang ditemukan.

Refleksi Intervensi Program Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran Melalui Pemanfaatan Buku Bacaan Bermutu

Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Beston Palembang pada tanggal 3-5 Desember 2023. Pengalaman tersendiri tentunya bisa ikut men...