PATIDUSA - Genre puisi baru
Malam ini kembali saya mengikuti kelas menulis melalui WA grup. Kelas menulis ini khusus mengulas tentang PATIDUSA, yaitu puisi bergenre baru. Kelas menulis di pandu oleh Ibu Aam Nurhasanah. Berikut penjelasan singkat mengenai puisi PATIDUSA.
"PATIDUSA" merupakan singkatan dari em-PAT TI-ga DU-a SA-tu. Puisi Patidusa ini genre terbaru di bidang literasi puisi yang baru ditemukan bentuknya oleh Agung wibowo dan diberi nama oleh Agus Supriyadi.
Puisi Patidusa:
1. Berformat 4-3-2-1, 1-2-3-4 dan seterusnya.
2. Minimal bait adalah 2 (dua) membentuk piramida dobel. Juga bisa 3,4,5,6 bait dan seterusnya sesuai selera.
3. Untuk pengambilan judul puisi bisa sesuka penulis menentukannya dari; kata pada kerucut, salah satu baris kalimat dalam bait, dan makna yang sesuai isi puisi. Sehingga pengambilan judul diserahkan kepada kreativitas penulisnya.
4. Setiap baris ke 4, selalu diakhiri tanda titik.
Keistimewaan Puisi Patidusa
Membentuk makna kuat, padat, di tiap bait. Sehingga mengantarkan penulis pada penyampaian isi puisi.
Jenis puisi patidusa ini, minimalnya adalah 2 bait. 1 bait terdiri dari 4baris. Setiap baris ke 4 diakhiri tanda titik
4 Formasi Puisi Patidusa adalah:
1. Patidusa Asli format 4-3-2-1, 1-2-3-4, dst
2. Patidusa Bias format 1-2-3-4, 4-3-2-1, dst
3. Patidusa Cemara format 1-2-3-4, 1-2-3-4, dst
4. Patidusa Tangga format 4-3-2-1, 4-3-2-1, dst
Sebagai tugas dari pelatihan menulis ini peserta diminta membuat contoh puisi Patidusa. Tugas pertama ini peserta diminta membuat contoh puisi Patidusa Asli, dengan format 4-4-2-1, 1-2-3-4, dst
Berikut ini adalah contoh puisi Patidusa Asli yang telah saya buat,
Analisis
Oleh: Nasirun
Kembali
malam ini disibukkan
Mengolah
angka angka
Menjadi
nilai
Bermakna.
Sedih
Berkecil
hati
Ketika
nilai siswa
Masih
kurang dari ekspektasi .
Namun
ketika nilai siswa
Sesuai
harapan hati
Tersungging
senyum
Manis.
Melihat
Hasil
siswa
Sudah
selayaknya evaluasi
Meningkatkan
kemampuan potensi diri.
Hujan
Oleh: Nasirun
Cuaca
malam gerah kurasa
Panas
mengekang jiwa
Sebagai
pertanda
Hujan.
Gerimis
Rintik
rintik
Mulai
turun membasahi
Terdengar
bagai alunan nada.
Gemuruh
suara menggetarkan angkasa
Cahaya
kilat mengiringi
Gelapnya
suasana
Malam.
Hitam
Tanpa
cahaya
Sebagai
pelita menyinari
Membuat
pekerjaan harus tertunda.
Namun
jua apalah daya
Ambisi
hanya ambisi
Keinginan
hati
Mematri.
Padam
Jangan
biarkan
Semangat
itu hilang
Esok
hari akan datang.