Materi
ini disampaikan oleh Bunda Eva, salah seorang penulis yang berhasil menerbitkan
bukunya di penerbit andi di Yogyakarta alumni Menulis Bersama Om Jay Gelombang
7.
Beliau
berbagi pengalaman dalam menulis dan menerbitkan buku. Belajar tahap demi
tahap, mengeksplorasi dan elaborasi konsep dari setiap narasumber yang
dihadirkan hingga akhirnya beliau bisa mewujudkannya menjadi aksi nyata menulis
dan melahirkan buku yang berjudul “Kelas
Maya - Membangun Ekosistem E-Learning di Rumah Belajar” yang seizin Allah
berhasil lolos evaluasi dan diterbitkan oleh penerbit Andi.
Berselang
tujuh bulan sejak bergabung dengan kelas menulis di grup WA, beliau berhasil
merampungkan menulis dua buku, 1 buku sudah diterbitkan penerbit mayor
(penerbit Andi), 1 buku dalam tahap editing berjudul “Optimalisasi Model-Model Pembelajaran Inovatif”. Saat kegiatan kelas online ini
berlangsung, beliau sedang menulis buku dengan judul “Belajar Merdeka, Merdeka Belajar”.
Kegiatan
menulis beliau awali ketika ikut bergabung dan menimba ilmu mengikuti setiap
rangkaian materi yang disajikan dalam forum belajar menulis gelombang 7 di
bulan Maret 2020 bertepatan dengan pandemi Covid-19, dimana rasanya seperti membuang-buang
waktu dan bingung harus berbuat apa karena mendadak penerapan PJJ. Ternyata
pandemi membawa berkah bagi beliau dalam meningkatkan kompetensi menulis dengan
bergabung di grup menulis Om Jay. Setiap hari dituntut menulis tiga paragraf,
dimulai dari ide-ide yang dilemparkan Om Jay ke peserta. Tema yang diberikan
misalnya kucing, siomay, anak bayi, dan lain-lain. Dari tema yang dilemparkan
tadi, diharapkan peserta bisa merangkai kata hingga minimal 3 paragraf.
Dari
hari ke hari, semakin bertambah pengalaman. Hadirnya narasumber-narasumber yang
luar biasa menginspirasi, membuat semangat menulis beliau semakin besar. Dari
hanya menulis pentigraf, minimal 3 paragraf hingga menuangkan resume materi
dalam tulisan blog. Setiap peserta wajib membuat resume dan memosting di blog.
Itulah pengalaman luar biasa yang bisa menghantarkan beliau melahirkan sebuah
buku untuk pertama kali.
Pada
satu kesempatan beliau mendapatkan materi dari Prof. Richardus Eko Indrajit,
dan mendapatkan tantangan untuk berkolaborasi menulis bersama dalam waktu satu
minggu. Pada malam itu belum ada yang mengiyakan. Dalam benak peserta berfikir GILAAA..!! menulis dalam waktu
seminggu, bisakah?
Hingga
hari berikutnya, Om Jay melemparkan sederet tema yang ditawarkan oleh Prof. Eko dan peserta diminta menjawab siapa
yang bersedia untuk menuliskan nama dan nomor HP. Tema yang ditawarkan
keren-keren, IT semua. Namun demikian, meski sebagai guru TIK beliau merasa
belum memiliki potensi untuk menuliskan konsep-konsep tema yang ditawarkan
Prof. Eko saat itu. Untuk menjawab tantangan dan membuktikan kemampuannya
menulis buku, beliau menuliskan nama dan nomor HP hingga digabungkan dalam grup
menulis bersama Prof. Eko. Tergabunglah sebanyak 21 orang peserta yang
bersedia.
Hari
pertama, beliau menyodorkan main map
tentang buku yang akan ditulis. Main map
tersebut beliau dapatkan dari belajar menulis bersama Akbar Zainudin, penulis
buku “Man Jadda Wa Jadda”. Main map
tersebut beliau tuangkan dalam outline
yang hari itu juga disetujui oleh Prof. Eko. Mendapatkan jawaban VERRY GOOD dan
beliau diminta membuat daftar isi kemudian dikirim ke Prof. Eko. Semangat
menulis mulai bangkit akan tetapi masih bingung sendiri.
Hari
kedua, beliau berhasil menyerahkan outline
(daftar isi) buku yang akan ditulis. Cover
buku yang dibuat Prof. Eko semakin menjadikan penyemangat beliau.
Hari
ketiga, keempat, dan kelima dilewati dengan penuh khusu’, fokus, dan tanpa
membuang-buang waktu. Benar-benar berada pada kegilaan menulis, sehingga mau
tidurpun rasanya otak masih berfokus dan berfikir tulisan dan ide apalagi yang
harus ditambahkan. Selama seminggu benar-benar pikiran, hati dan raga menjadi
satu seiring sejalan, tak ingat lagi yang lain. Dalam ingatan hanya deadline yang hampir habis dan tulisan
harus kelar. Dalam hati beliau selalu
berdo’a dan meminta kemudahan dan kesehatan pada yang Maha Kuasa.
Pengalaman
mengagumkan yang tidak akan terlupakan. Beliau bisa membuktikan bahwa mampu
menulis buku dalam waktu 1 minggu, dengan editing 2 minggu siap disetorkan ke
Prof. Eko untuk disempurnakan dan dikirim ke penerbit. Dari 21 peserta hanya 11
orang yang berhasil menjawab tantangan tersebut. Setelah melalui evaluasi
terpilihlah 9 orang penulis yang akan berkolaborasi dengan Prof. Eko berhasil
diterima tanpa revisi, termasuk beliau salah satunya. Tentu saja satu
pengalaman yang luar biasa dan menjadi kepuasan batin yang tak ternilai
harganya. Pengalaman luar biasa itulah yang menjadi inspirasi beliau dalam
menulis selanjutnya.
Satu pesan sebagai motivasi kepada para penulis pemula dari beliau adalah “ketika kita menulis dengan niat berbagi Allah akan membukakan jalan dan mempertemukan kita dengan orang-orang hebat yang luar biasa mengisnpirasi dan selalu berbagi”. Satu prinsip yang senantiasa beliau pegang hingga saat ini adalah semakin dibagi semakin tak terbatas. Artinya semakin diniatkan untuk berbagi, ada saja ide-ide yang muncul dalam pikiran dan hati kita. Sebelumnya apa yang beliau lihat dan alami tidak pernah terpikirkan untuk dibagikan apalagi dituangkan dalam bentuk buku. Namun setelah pecah telur, buku pertama terbit semakin memotivasi beliau untuk menghasilkan karya-karya yang lainnya.