Assalamualaikum, sahabat blogger...
Hari Sabtu tanggal 29 Desember 2020, puncak dari kegiatan belajar mengajar semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 ditutup dengan pembagian laporan hasil belajar siswa kepada orang tua/wali murid. Selanjutnya kegiatan belajar mengajar diliburkan selama dua minggu dan akan dimulai lagi memasuki semester genap pada tanggal 4 Januari 2021.
Setelah mata dan pikiran ini lelah berkutat dengan angka, saatnya mengistirahatkan sejenak pikiran dari memikirkan angka-angka. Pada kesempatan ini pula kami (aku dan keluarga kecilku tentunya) manfaatkan untuk mudik ke Palembang. Selain kesempatan yang tepat untuk menjenguk orang tua juga sekaligus menjemput anak gadis yang sudah lebih dulu dibawa embah utinya tiga minggu yang lalu. Itu artinya kami sudah berpisah dengan putri kami selama tiga minggu. Kebayang kan gimana kangennya perasaan kami? Tentu saja kangen dengan celotehnya, kangen dengan polah tingkahnya ketika bermain sekolah-sekolahan, kangen ketika menggendong boneka kesayangannya, kangen ketika bercengkerama dengan adiknya.
Namun pada kesempatan ini rasa kangen itu akan segera terobati. Setelah kami (saya dan istri) selesai dengan kegiatan bagi rapor di sekolah masing-masing (kebetulan istri saya juga seorang pendidik) segera beres-beres menyiapkan semua keperluan yang dibutuhkan selama mudik ke tempat embahnya anak-anak.
Keberangkatan yang semula direncanakan pukul 17.00 karena cuaca hujan harus tertunda sampai pukul 19.00 baru berangkat. Alhamdulilah perjalanan kami lancar dan tidak ada kendala apapun selama di perjalanan. Kami sampai di Palembang pada pukul 01.30 dini hari. Ketika kami tiba di rumah, kondisi dalam keadaan sepi karena penghuninya sudah pada tidur. Sehingga membuat istri saya harus membangunkan mamak mertua. Pada saat itu anak gadis kami ikut terbangun, senyumnya menyeringai dari balik jendela kaca menyambut kedatangan kami.
Keesokan harinya rombongan pakdenya anak-anak melanjutkan perjalanan mudik ke Jawa. Ketika hari beranjak siang nampak anak gadis kami mengalami gejala flu dan batuk. Segera saya membelikan sirup obat flu dan batuk anak ke apotik. Namun betapa susah membujuk anak gadis untuk minum obat, mesti dipaksa dulu, akibatnya hanya beberapa mili obat yang bisa terminum. Selang dua hari berikutnya, flu dan batuk anak gadis belum juga reda giliran anak bujang kami yang terkena flu dan batuk. Hal itu karena tertular virus flu dan batuk dari mbaknya.
Sungguh sedih sekali rasa hati ini melihat kedua buah hati yang sedang terkena flu dan batuk. Keceriaan itu sedikit hilang. Semoga flu dan batuk yang mereka radakan segera hilang. Sehingga keceriaan mereka kembali datang.
Pengalaman ini merupakan satu hal yang menjadi catatan, kalau kita akan bepergian bersama keluarga apalagi membawa balita, hal kecil semacam obat-obatan ringan sangat perlu untuk disiapkan. Karena obat-obatan ringan semacam inhaler, balsem gosok anak yang di rumah sudah ada persediaan ketika kita lupa membawa ternyata ditempat tujuan susah mencarinya.
Wassalamu'alaikum.