Kamis, 16 Maret 2023

Mengumpulkan Semangat Membersihkan Lingkungan Sekolah Pasca Banjir

Rabu sore lima belas Maret dua ribu dua puluh tiga kondisi sekolah masih tergenang banjir. Namun, volume air mulai menurun dibandingkan dua hari sebelumnya yang terus naik bahkan hingga sampai dada orang dewasa. Kedalaman air masih sebatas lutut orang dewasa. Kabar itu saya dari salah seorang guru yang terus memantau keadaan selama banjir. Melihat kondisi air yang sudah mulai surut, melalui WA grup sekolah saya menghimbau kepada guru-guru yang rumahnya tidak terdampak banjir agar hari Kamis pagi datang ke sekolah guna melihat kondisi terkini sekolah. Guru-guru pun menyambut baik himbauan itu.

Ketika saya tiba di sekolah suasana masih sepi. Nampak seorang siswa yang sudah datang. Saya perintahkan siswa tersebut untuk memanggil teman-temannya agar datang ke sekolah, karena sebelumnya memang belum ada pemberitahuan masuk sekolah. Saya tidak mengira jika banjir akan surut secepat ini, karena hari Rabu sore halaman sekolah masih dipenuhi oleh air. Keadaan sekolah ternyata sudah kering. Tampak seluruh permukaan lapangan dan halaman sekolah tertutup oleh lumpur. Aroma anyir khas banjir memenuhi seluruh lingkungan sekolah. Sambil berkeliling melihat kondisi sekolah, saya menghimbau agar guru-guru memanggil para siswa untuk datang ke sekolah melaksakan kerja bakti membersihkan lumpur di ruang kelas masing-masing.
Sementara guru-guru mengomandoi para siswa membersihkan kelasnya masing-masing, saya bergegas membeli tambahan peralatan kebersihan seperti ember, lima lantai, sorokan, dan kawan-kawannya. Dan ternyata alat-alat yang saya cari habis oleh banyaknya orang yang memerlukan peralatan yang sama untuk membersihkan rumah mereka masing-masing. Beruntung masih dapat dua buah ember dan satu buah sorok. 

"Jadilah, dari pada tidak dapat sama sekali", pikir saya.

Meskipun tidak semua anak-anak bisa hadir namun, mereka melaksanakan kerja bakti dengan penuh semangat di bawah bimbingan guru-guru. Bahkan wali murid kelas satu dan dua pun ada yang ikut peduli mengikuti kerja bakti.
 Karena guru-guru yang lain mengawasi anak-anak di kelas, pembersihan ruang kantor guru dikomandoi oleh Pak Riyan, M.Pd guru Agama Islam. 
Di tengah-tengah kerja bakti, saya berseloroh kepada Pak Riyan.
" Waduuhh...Pak, seumur-umur baru kali ini saya merasakan dampak langsung dari banjir. Ternyata seperti ini ya? Selama ini saya cuman dengar dan lihat beritanya saja."

Pak Riyan pun menimpali, "Sama, Pak. Saya pun juga baru kali ini."

"Lhaa waktu kejadian kemarin-kemarin?", tanya saya padanya.

" Saya kan baru dua tahun Pak tugas di sini, jadi waktu kejadian kemarin-kemarin saya belum ada di sini", jawab Pak Riyan.

Memang Pak Riyan guru PNS baru, angkatan 2020 jadi kami sama-sama baru pertama kali mengalami musibah banjir yang separah ini. Dengan penuh semangat kami melanjutkan kerja bakti sambil bercerita ke sana ke mari hingga tak terasa hari sudah siang. Kerja bakti hari ini diselesaikan sampai pada ruang kelas dan kantor guru. Hari esok masih dilanjutkan membersihkan ruang perpustakaan yang pasti kondisinya juga sngat parah. 
Tetap semangat untuk hari esok. 💪💪💪

*) semua foto sumber dokumen pribadi.

Refleksi Intervensi Program Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran Melalui Pemanfaatan Buku Bacaan Bermutu

Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Beston Palembang pada tanggal 3-5 Desember 2023. Pengalaman tersendiri tentunya bisa ikut men...