"Bila kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah" (Al Ghazali).
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah" (Pramoedya Ananta Toer - Rumah Kaca, h. 352).
Terilhami dari kalimat kedua tokoh besar tersebut, maka ingin sekali bisa kutuliskan setiap momen-momen peristiwa yang aku lalui. Kali ini akan aku ceritakan sepenggal kisah dalam perjalanan hidupku. Aku berharap, tulisanku ini akan jadi kenangan suatu saat kelak.
Aku sangat bersyukur, dalam setiap penggal perjalanan hidupku dipertemukan dengan orang-orang baik di sekitarku. Salah satu diantaranya, aku dipertemukan seorang teman baik yang berhati mulia. Aku biasa menyebutnya Master. Dia adalah seorang teman yang luar biasa. Dari segi usia, Ia 5 tahun lebih muda dariku. Namun kematangan ilmu dan kemampuannya sangat luar biasa mumpuni. Dalam setiap kesulitanku mengatasi masalah, Ia selalu hadir untuk membantu mengatasinya. Sehingga aku pun menganggapnya sebagai Doraemon pemilik kantong ajaib yang selalu siap mengatasi masalah yang dihadapi Nobita. He..he..he.. Tepat sekali, di sini seolah-olah akulah Nobita yang selalu merengek-rengek kepadanya setiap kali menemui kesulitan.
Tidak hanya ilmu dan kemampuannya yang patut menjadi contoh. Namun kelembutan, kesabaran, dan kasih sayangnya pada keluarga juga patut dicontoh. Tak pernah terlihat Ia memarahi anak-anaknya. Berbeda jauh denganku yang apabila tersentil sedikit langsung ngegas. He..he..he..
Ada satu keunikan lagi yang aku temukan. Ternyata tanggal kelahiran kami berdekatan. Jika aku dilahirkan pada tanggal 22 Oktober, Ia lahir sehari sebelumnya yaitu tanggal 21 Oktober. Sehingga aku kerap mentasbihkan diri sebagai kembarannya...ha..ha..ha..(mengharap usia lebih muda dari yang sebenarnya he..he..he..).
Awal mula aku kenal dengannya, kami dipertemukan dalam sebuah kegiatan pelatihan yang berkaitan dengan administrasi sekolah yang dilaksanakan di Hotel Hakmaz Taba Lubuklingggau tahun 2014 silam. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari. Kebetulan karena wilayah tempat tugasku termasuk dalam kategori 3 (wilayah yang jauh jangkauannya), kami dari daerah Muara Lakitan mendapatkan fasilitas untuk menginap di hotel tersebut selama kegiatan berlangsung.
Hari pertama berinteraksi dalam kegiatan tersebut berjalan biasa saja, tak ubahnya seperti dengan teman-teman yang lain. Awalnya kami saling sapa biasa saja, bertanya utusan dari sekolah dan kecamatan mana, dan remeh temeh seperti perkenalan biasa. Dia adalah utusan dari sebuah sekolah di kecamatan Selangit. Dari situlah obrolan kami mulai terasa renyah seperti kacang goreng. He..he..he..
Aku menanyakan padanya teman-teman kuliahku dulu yang berasal dari daerah tempatnya bertugas, dan ternyata dia mengenal semua teman yang kutanyakan tadi. Dia diangkat menjadi CPNS setahun lebih dulu dariku. Selain teman-teman kuliah yang berasal dari kecamatan tempatnya bertugas, dalam satu kesempatan aku tanyakan juga apakah kenal dengan teman-temanku yang kebetulan diangkat menjadi CPNS satu angkatan dengannya. Dan lagi-lagi dia mengenalnya. Memang dia tergolong orang yang supel dan mudah bergaul. Perkenalanku dengannya pun mengalir begitu saja. Orangnya ramah dan enak diajak ngobrol.
Setelah kegiatan pelatihan tersebut berakhir, kami belum berkesempatan bersama-sama dalam satu kegiatan lagi namun komunikasi masih terjalin meski hanya melalui hp dan kebetulan pada saat itu fitur media sosial yang ada baru sms dan facebook. Pada saat itu belum lahir aplikasi WhatsApp (WA). Sebenarnya pada tahun 2016 kami sama-sama dipanggil untuk mengikuti kegiatan pelatihan sebagai IN Guru Pembelajar di Palembang, namun sayangnya kami beda angkatan sehingga tidak bersama-sama dalam kegiatan tersebut. Ketika pengimbasan di kabupaten pun kita beda gelombang, sehingga tidak bersama-sama juga.
Pada satu kesempatan ketika aku mengantar ibunya anak-anak mengikuti kegiatan MGMP, kami mempunyai waktu senggang sebelum kegiatan MGMP. Kami pergi ke Lubuklingggau pada hari Sabtu, sedangkan kegiatan MPGMP dilaksanakan pada hari Senin sehingga kami mempunyai waktu senggang untuk berlibur sejenak. Belum terencana mau liburan kemana sih. Pada malam itulah iseng-iseng aku hubungi dia, ternyata ia berencana mangajak keluarga kecilnya berwisata ke Danau Aur yang lokasinya terletak di wilayah kecamatan Sumber Harta. Lumayan jauh sih jika dari Lubiklinggau. Dia mengajak kami jika berkenan. Saat itu juga aku sampaikan kepada istriku ajakannya tadi dan ternyata istriku pun menyetujuinya.
Jadilah pada keesokan paginya aku dan keluarga kecilku berangkat menuju ke Mirasi. Sebelumnya kami belum tau di mana alamat rumahnya, sehingga kami harus mencari alamatnya terlebih dahulu. Pada saat itu jaringan telepon agak susah, jadi dia susah dihubungi. Sampai hampir setengah jam kami menunggu bisa terhubung kontak. Setelah bisa terhubung kami diberi petunjuk arah menuju ke rumahnya, yang ternyata dekat dengan perempatan kampung H. Sebelumnya aku sering melewati perempatan itu, namun tidak tau kalau tempat tinggalnya dekat dengan perempatan tersebut.
Beberapa waktu kemudian kami segera berangkat menuju tempat wisata yang dimaksud. Rute pertama adalah menuju Danau Aur di Sumber Harta. Perlu waktu beberapa menit untuk sampai ke sana, melewati bentang alam yang sangat eksotik. Sawah yang membentang di bawah perbukitan, perkebunan karet milik penduduk, juga beberapa perkampungan. Setelah sampai di lokasi dan memarkir kendaraan, kami pun segera menuju loket untuk membeli tiket masuk area lokasi wisata.
Untuk menikmati keindahan alam danau tersebut, kami menyewa perahu motor untuk mengelilingi danau. Dari atas perahu motor, tampak terlihat jelas keindahan panorama danau yang berlatar belakang sawah dan perbukitan. Karena baru pertama kali naik perahu motor, putri kecilku yang pada saat itu berusia satu tahun menangis ketakutan. Berikut adalah beberapa gambar foto kami ketika menikmati keindahan Danau Aur.
Setelah kami puas menikmati keindahan alam di Danau Aur, sang Master mengajak kami jalan lagi. Aku tidak tahu mau diajak ke mana saat itu, dan ia pun tidak memberi tahu mau ke mana tujuannya sehingga aku hanya mengikuti laju kendaraannya dari belakang. Setelah berjalan beberapa lama, kami pun sampai di lokasi yang dimaksud. Namun kondisi lokasinya tidak sesuai harapan. Kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Kali ini kami menuju ke kampung F di mana terdapat obyek wisata berupa taman kebun belimbing yang terkenal pada saat itu. Wahana wisata di sana berupa taman buah belimbing. Pengunjung bisa menikmati olahan buah belimbing ataupun memesan menu makanan di sana.
Sekian lama tidak bersama-sama dalam satu kegiatan lagi, kami dipertemukan kembali pada kegiatan yang sama pada tahun 2018 yaitu di SMPN Muara Beliti tepatnya dalam kegiatan Penyuluhan Bahasa yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Sumatera Selatan. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari.