Minggu, 31 Januari 2021

Resume 5 - Menulis dan Berbagi


Disampaikan oleh Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd. guru SMAN 5 Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. Beliau adalah alumni Belajar Menulis Bersama Om Jay Gelombang 8. Tema yang diusung merupakan pengalaman beliau dalam menunjang produktifitas menulis.

Buku-buku yang telah berhasil beliau terbitkan adalah buku berjudul “Digital Transformasi” yang telah diterbitkan oleh Penerbit Andi Kemudian meyusul buku berjudul “Filpped Classroom” yang akan diterbitkan juga oleh Penerbit Andi. Kedua uku tersebut adalah hasil kolaborasi dengan Prof. Richardus Eko Indrajit. Selain kedua buku tersebut, buku “Guru Menulis Guru Berkarya” merupakan kumpulan resume Pelatihan Menulis Belajar Menulis Bersama Om Jay gelombang 8 dan buku “Tetesan Di Ujung Pena” merupakan buku kumpulan puisi yang beliau tulis di bulan September – Desember 2020. Kedua buku yang terakhir diterbitkan di penerbit Indie.

Beliau meyakini bahwa kita semua memiliki ide dan pengalaman yang bisa dituliskan. Memiliki karunia untuk menulis. Tinggal bagaimana mengolah kedua hal itu menjadi penopang tulisan yang terstruktur menjadi sebuah buku. Membuat resume materi-materi yang telah disampaikan oleh narasumber adalah salah satu cara melatih keaktifan untuk menulis. Jadikanlah menulis resume sebagai menu wajib sekaligus alarm bagi kita untuk menulis. Mengapa harus resume? Tak lain jawabannya adalah karena resume inilah yang paling mudah kita bahasakan saat kita mulai belajar menulis. Kontennya sudah ada, tinggal diolah dan diberi bumbu kreatifitas mengolah kata-kata sehingga bahasanya renyah untuk dibaca.

Menulislah tanpa beban, seperti air mengalir dari ketinggian, dimana ia akan berhenti di tempat yang datar untuk menjadi satu kumpulan yang besar. Demikian juga kata demi kata yang dituliskan sedikit demi sedikit pada akhirnya akan terkumpul menjadi naskah yang bisa dibukukan. Untuk membuat sebuah buku, menurut format aturan UNESCO minimal isi buku adalah 40 halaman. Nah untuk membuat buku dengan standar ini, menulis minimal 20 resume materi Pelatihan Menulis PGRI ini menjadi kewajiban yang harus dilakukan. Apabila tiap resume menghasilkan masing-masing 5 halaman ukuran kertas A5, maka 20 resume sudah menghasilkan 100 halaman naskah buku. Sehingga seyogyanya kita selesaikan menulis resume dan mendapatkan mahkota menulis, yaitu hasil karya ber-ISBN yang akan diabadikan oleh negara di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Bagaimana dengan penerbitannya? Kita bisa megirimkan naskah ke penerbit Indie. Dimana penerbitan buku di penerbit Indie relatif kebih cepat prosesnya.

Mengapa menulis harus berbagi? Dengan membagikan praktik-praktik baik tentang menulis kepada orang lain akan memberi motivasi pada kita untuk terus menulis. Walaupun harus diakui bahwa motivasi menulis guru-guru tiap daerah berbeda-beda. Kita bisa membagikan tulisan melalui blog di grup WA sekolah ataupun komunitas menulis dan media sosial, juga ikut menuliskan artikel di laman guruberbagi.kemdikbud.go.id.

Selain itu kita juga bisa berbagi dengan teman-teman kerja di sekolah, dan mengajaknya untuk menulis. Supaya mereka termotivasi, kita berikan dulu bukti tulisan kita yang sudah diterbitkan menjadi buku. Kita bisa menjadi pionir untuk mengkampanyekan naik pangkat secara bermartabat melalui karya tulis kita, salah satunya menulis buku ber-ISBN. Buku kumpulan resume yang telah diolah sedemikian rupa termasuk dalam buku tentang pendidikan kemudian diterbitkan menjadi buku ber-ISBN bisa digunakan untuk naik pangkat bagi guru PNS dengan nilai 3 angka kredit. Namun apabila buku dicetak oleh penerbit yang tidak ber-ISBN nilai angka kreditnya 1,5.

Cerpen pun bisa dibukukan menjadi buku kumpulan cerpen. Buku kumpulan cerpen ber-ISBN berisi minimal 10 cerpen termasuk dalam kategori kompleks dengan angka kredit 4. Kita juga bisa menulis buku cerpen ber-ISBN kategori sederhana sebanyak minimal 5 cerpen dengan angka kredit 2.

Bagaimana kiat-kiat agar tulisan kita tidak berhenti ditengah jalan? Salah satu triknya adalah dengan tetap menulis dan membuktikan karya kita. Jika mereka sudah melihat hasil karya kita, sedikit demi sedikit akan tertarik mengikuti. Jadi kita coba tanamkan mencoBa, Lakukan, Budayakan dan Konsisten (CLBK). Pantang mundur sebelum ada karya.

Satu pesan yang dapat kita ambil dari narasumber kali ini adalah menulislah seperti air mengalir, setiap ada kendala selalu ada jalan keluarnya. Seperti air yang senantiasa mencari celah baginya untuk mengalir. Tantangan terbesar menulis adalah diri kita. Jadi, marilah kita kalahkan diri kita agar konsisten menulis di tengah keterbatasan yang melingkupi kita. Menulislah agar hidupmu bermakna, menulislah agar hidupmu berwarna, menulislah agar kau dikenal esok hari. 

Serunya Festival Panen Hasil Belajar PGP Angkatan 10 Kabupaten Musi Rawas Tahun 2024

Foto: Dokumentasi Pribadi oleh Abdul Hadi Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 10 Kabupaten Musi Rawas telah selesai, ditandai dengan pe...