Assalamu’alaikum sobat lage, materi #SelasaBerbagi edisi 19 Januari 2021 adalah tentang alur/plot dan penokohan, disampaikan oleh Bapak Sudomo, S.Pt. Materi ini merupakan lanjutan dari materi #SelasaBerbagi edisi sebelumnya yaitu tentang tema dan premis. Tentang tema dan premis dapat dibuka disini
Alur/Plot
Alur merupakan struktur rangkaian kejadian-kejadian dalam sebuah cerita yang disusun secara kronologis. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan yang terdapat dalam cerita harus berkaitan satu sama lain. Mengapa kita harus membuat alur/plot? Alur/plot kita buat di awal untuk menjaga agar tulisan kita tidak melebar ke mana-mana. Selain itu, alur/plot akan menjadi dasar bagi kita untuk membuat kerangka cerita.
Unsur-unsur Alur
1.
Pengenalan
Cerita
Pada
bagian ini pengarang akan mengenalkan tokoh utama, penataan adegan cerita dan
hubungan antar tokoh yang terdapat dalam cerita.
2.
Awal
Konflik
Bagian
ini pengarang akan memunculkan bagian-bagian dalam cerita yang dapat
menimbulkan permasalahan.
3.
Menuju
Konflik
Pengarang
cerita akan meningkatkan permasalahan yang dialami oleh tokoh.
4.
Konflik
Memuncak atau Klimaks
Merupakan
puncak permasalahan yang dihadapi oleh tokoh. Pada bagian ini juga tokoh dalam
cerita akan dihadapkan pada penentuan akhir yang akan dialaminya, keberhasilan
atau kegagalan biasanya menjadi penentuan nasib tokoh dalam cerita.
5.
Penyelesaian
atau Ending
Merupaka
akhir dari cerita. Pada bagian ini akan menjelaskan bagaimana nasib tokoh dalam
cerita tersebut apakah endingnya bahagia, buruk ataupun menggantung.
Macam-macam Alur
1.
Alur
Maju (Progresi)
Pada
alur maju (progresi)
jalinan/rangkaian peristiwa dari masa lalu ke masa kini yang berjalan teratur
dan berurutan sesuai dengan urutan waktu kejadian dari awal sampai akhir cerita
dengan tahapan: awal, perumitan, klimaks, anti klimaks, akhir.
2.
Alur
Mundur (Regresi)
Pada
alur mundur (regresi)
jalinan/rangkaian peristiwa dari masa kini ke masa lalu yang disusun tidak
sesuai dengan urutan waktu kejadian dari awal sampai akhir cerita dengan
tahapan: akhir, anti klimaks, klimaks, perumitan, awal.
3.
Alur
Sorot Balik (Flashback)
Pada
alur sorot balik (flashback)
mendahulukan akhir cerita dan setelah itu kembali ke awal cerita dengan
tahapan: klimaks, anti klimaks, akhir, perumitan, awal.
4.
Alur
Campuran “Maju-Mundur”
Merupakan
alur yang diawali klimaks, kemudian melihat lagi masa lampau dan dilanjtkan
sampai pada penyelesaian yang menceritakan banyak tokoh utama sehingga cerita
yang satu belum selesai kembali ke awal untuk menceritakan tokoh yang lain. Disebut
juga alur maju-mundur tahapannya: klimaks, perumitan, awal, anti klimaks, penyelesaian.
5.
Alur
Klimaks
Merupakan
alur yang susunan peristiwa menanjak dari peristiwa biasa meningkat menjadi
penting yakni lebih menegangkan.
6.
Alur
Anti Klimaks
Merupakan
alur yang susunan peristiwanya makin menurun dari peristiwa menegangkan
kemudian menjadi kendor dan berakhir dengan peristiwa biasa.
7.
Alur
Kronologis
Merupakan
alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai dengan urutan waktu, dalam alur
ini terdapat hitungan jam, menit, detik, hari dan sebagainya.
Sebagai
contoh alur kita bisa memperhatikan gambar berikut:
Penokohan
Selain
alur/plot, di awal menulis cerita fiksi sebaiknya kita juga mempersiapkan
penokohan. Mengapa penokohan penting untuk dituliskan? Agar kita bisa
mengetahui kekuatan dan kelemahan karakter yang kita buat. Dengan kekuatan
(positif) dan kelemahan (negatif) kita akan mudah membangun cerita. Sekaligus
juga untuk menghindari tokoh yang 'sempurna'. Mengapa tokoh sebaiknya dibuat
tidak 'sempurna'? Tujuannya agar manusiawi dan cerita kita menjadi logis. Bahkan
dalam cerita fiksi genre fantasi sekalipun tidak ada tokoh yang benar-benar
sempurna.
Penokohan
merupakan perangkat yang digunakan selangkah demi selangkah untuk menjelaskan
detail tentang karakter tokoh dalam sebuah cerita. Penokohan adalah tahap awal
bagi penulis memperkenalkan karakter, baik secara langsung mapun tidak langsung.
Tahap pengenalan tokoh dimulai dari: fisik dan perilaku, proses pemikiran
tokoh, ekspresi pendapat, percakapan dengan tokoh lain, dan respon orang lain
terhadap kepribadiannya. Penokohan berfungsi untuk membantu amahami perilaku
setiap karakter dalam sebuah cerita dengan memahami proses pemikiran tokoh
lewat narasi maupun dialog.
Macam-macam
Tokoh
Terdapat
empat jenis tokoh yaitu: Protagonis, Antagonis, Tritagonis dan Figuran. Untuk memahami
masing-masing jenis tokoh, kita bisa menyimak gambar berikut:
Penokohan
yang masih sering salah kaprah adalah tokoh protagonis adalah tokoh baik. Padahal
sejatinya protagonis itu adalah tokoh utama dalam cerita. Tokoh utama bisa saja
baik maupun jahat. Jika tokoh utama jahat, lalu bagaimana dengan tokoh
antagonisnya? Tetap saja, ya, tokoh antagonis adalah tokoh lawan dari
protagonis. Artinya kalau tokoh protagonis jahat, berarti tokoh antagonisnya
adalah baik.
Berikut ini kita dapat menyimak contoh penokohan.