Minggu, 11 Juli 2021

Prank yang Enak

Minggu tanggal 11 Juli 2021, saya merasa kena prank dari kawan guru satu organisasi di Forum Komunikasi Kelompok Kerja Guru (FK-KKG) Kabupaten Musi Rawas. Beliau adalah ketua dan wakil ketuanya. 

Mulanya kami janjian ketemuan di kediaman sang wakil ketua FK-KKG di Lubuk Kupang Lubuklinggau, sebutlah namanya Utoyo Ramlan, S.Pd. Kami janjian untuk bersama-sama berangkat memenuhi undangan Bapak Kabid GTK Dinas Pendidikan Kab. Musi Rawas di Lubuklinggau. Karena jarak tempuh yang lumayan jauh, satu setengah jam bersepeda motor (jika saya yang mengendarai, jika orang lain bisa lebih cepat lagi) ditambah cuaca pada pagi hari itu mendung maka pagi-pagi segera beres-beres rumah kemudian siap-siap. Untuk mengantisipasi jika hujan di tengah jalan, saya membawa pakaian ganti untuk pergi ke undangan. Tak lupa jas hujan pun saya siapkan. Pukul delapan saya berangkat.

Cuaca yang mendung membuat udara pagi itu lumayan dingin. Pukul setengah sepuluh saya sampai di kediaman Pak Ramlan. Belum ada kawan lain yang datang. Sekitar pukul sepuluh lewat lima belas menit, datang beberapa kawan yang lain. Mereka adalah Pak Sarto, S.Pd.SD sang ketua FK-KKG, Pak Slamet Suradi, S.Pd dan seorang guru kawan mengajar satu sekolah Pak Sarto yang diantar suaminya. Mereka tidak janjian berangkat serempak tapi kebetulan sampai di lokasi beriringan. Ketika bertemu dengan ibu guru, kawan ngajar Pak Sarto tadi, Pak Slamet merasa ada yang aneh.

"Ibu mau ke undangan juga?", tanya pak Slamet.

"Enggak." jawab si ibu.

Di sinilah Pak Slamet merasa bingung. Melihat kebingungan Pak Slamet, saya pun ikut-ikutan bingung juga. Sepertinya ada yang disembunyikan. Sementara pak ketua dan wakil ketua FK-KKG hanya senyum-senyum penuh misteri. Selanjutnya kami pun dipersilakan masuk. Ketika masuk ke ruang tamu, bertambah bingung saya dan Pak Slamet. Kog sudah tersedia hidangan yang tersusun rapi, padahal janjiannya mau berangkat undangan bersama-sama. Dari situlah kami mulai saling meledek satu sama lain sambil menikmati suguhan tekwan (makanan khas Sumatera Selatan).

Beranjak siang, teman-teman yang lain berdatangan. Ternyata rombongan mereka adalah teman-teman yang tergabung dalam satu kelompok arisan yang digoncang setiap triwulanan setelah TPG mereka cair. Hanya saya dan Pak Slamet yang tidak ikut tergabung dalam kelompok arisan tersebut. Di sinilah kami berdua merasa kena prank, karena sebelumnya tidak diberitahu jika sebelum pergi menghadiri undangan Pak Kabid akan diadakan acara arisan ini terlebih dahulu.

Setelah kawan-kawan hadir semua, acara tuan rumah segera dimulai. Selain arisan, tuan rumah juga memohon kepada kami semua untuk membacakan surat Yaasin dan do'a selamat dalam rangka syukuran menempati rumah baru. Tak lupa kami semua mendo'akan semoga saudara Utoyo Ramlan, S.Pd selalu diberi kesehatan, dilimpahkan rezeki yang halalan toyiban, rumah yang ditempati menjadi syurga bagi keluargnya. Setelah rangkaian acara selesai tentunya ditutup dengan makan siang bersama. He..he..

Selesai acara, kami melaksanakan sholat dhuhur berjamaah terlebih dahulu sebelum berangkat ke acara undangan Pak Kabid. Perjalanan menuju ke acara undangan Pak Kabid tidak memakan banyak waktu. Sesampainya di lokasi hajatan, acara sudah selesai. Pengantin sudah kembali ke rumah, kursi-kursi di bawah tenda sudah disusun, namun Pak Kabid masih standby di dalam gedung karena masih ada saja tamu undsngan yang hadir terlambat. Setelah memarkir motor, kami semua masuk ke dalam gedung dan dipersilahkan makan terlebih dahulu.

Kami merasa senang sekali Pak Kabid berkenan mengajak kami berfoto bersama. Seandainya kami hadir ketika acara belum tentu Ki punya kesempatan bisa berfoto bersama beliau. He..he..
Dari acara undangan tempat Pak Kabid, masih ada satu tujuan lagi yaitu takziah ke tempat rekan kepala sekolah yang ayahandanya meninggal dunia. Sedianya habis dari rumah Pak Ramlan tadi kami takziah bersama-sama. Kami mampir undangan tempat Pak Kabid sedangkan yang lain berangkat takziah nantinya bertemu di rumah ahli musibah. Namun karena anak-anak sudah pada rewel, ketika kami sampai di rumah takziah mereka sudah pada pamit duluan. Sehingga tinggal kami berempat. Setelah ngobrol beberapa saat lamanya kami berpamitan pulang.

Melihat suasana belum terlalu sore, kami sepakat mampir ke wahana wisata dulu ke daerah yang terdekat. Setelah ditimbang-timbang kami memilih ke lokasi wisata didaerah Mirasi yaitu Taman Wisata Bukit Botak. Dari Lubuklinggau menuju lokasi membutuhkan waktu kurang lebih tiga puluh menit. Saya sendiri kurang paham rute jalan yang dilewati. Hanya membonceng jadi penumpang di belakang. Jalannya berbelak-belok dan naik turun. Karena belum pernah melalui jalan itu maka terasa sangat jauh. Melewati kebun-kebun ataupun rumah-rumah penduduk di pedesaan. Suasana di sepanjang jalan masih sangat asri karena di samping kanan dan kiri jalan masih banyak pepohonan.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga puluh menit, tibalah kami di lokasi wisata yang di maksud. Tempat wisata itu terletak di tengah sawah penduduk dan tepat berada di bawah Bukit Botak. Dinamakan Bukit Botak karena bukitnya berupa batuan yang sangat besar dan jarang ditumbuhi pepohonan. Wahana wisata itu tidak mewah tetapi cukup bagus untuk dijadikan tempat refreshing melepas penat setelah sibuk bekerja.
Meskipun masih memakai kostum batik, kami cukup puas menikmati pemandangan sawah di kaki Bukit Botak. Berhubung waktu sudah sore dan kami harus kembali ke rumah masing-masing, maka kami segera pulang menuju titik awal di rumah Pak Ramlan. Sesampainya di sana, kami langsung sholat Ashar. Hingga tiba waktunya kami berpamitan kembali ke daerah masing-masing. Pak Sarto dan Pak Slamet ke Jayaloka, saya sendiri ke Muara Lakitan. Daerah yang sama-sama jauh jarak tempuhnya.

Kami berangkat dari rumah Pak Ramlan pukul lima petang. Diperkirakan sampai di rmah masing-masing sekitar pukul setengah tujuh malam. Kami berpisah di pertigaan Muara Beliti. Pak Sarto mengbil jalan yang lurus, saya berbelok ke kiri. Alhamdulillah jalan cukup lancar. Sampai di Muara Kelingi langit semakin kelam sebagai pertanda hujan akan segera turun. Benar saja, ketika sampai di dusun Bingin hujan turun dengan derasnya. Saya berhenti sejenak untuk memakai jas hujan sebelum melanjutkan perjalanan. Suasana jalanan semakin gelap, sehingga saya harus berhati-hati dalam mengendarai sepeda motor.

Sekira pukul setengah tujuh malam saya sampai di rumah dengan selamat dalam keadaan basah kuyup kehujanan. Hari yang sangat melelahkan, namun juga sangat mengesankan. Meskipun sempat kena prank oleh kawan, namun prank yang enak, diajak makan-makan. Selain itu juga disempatkan untuk jalan-jalan sebentar sekedar melepas penat. He..he..he.. Saya sangat bersyukur mempunyai kawan dan rekan kerja seperti mereka yang bisa saling bersinergi, berbagi ilmu, berdiskusi setiap kali menemukan kesulitan. Semoga silaturahmi ini terus terjalin selamanya.

#salamliterasi
#salamsehat
#salamsukses

Refleksi Intervensi Program Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran Melalui Pemanfaatan Buku Bacaan Bermutu

Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Beston Palembang pada tanggal 3-5 Desember 2023. Pengalaman tersendiri tentunya bisa ikut men...