Kamis, 11 November 2021

Pahlawan dalam Keluarga

Tinggal di desa itu identik dengan kedekatan kehidupan sosial bermasyarakat antar warganya. Seperti misalnya melalui kegiatan pengajian yasinan oleh bapak-bapak setiap malam Jum'at secara bergiliran. Minggu ini Eko mendapat giliran menjadi tuan rumah pengajian yasinan. Oleh karenanya sejak tau bahwa giliran pengajian yasinan tiba di tempatnya, Eko berdiskusi dengan istrinya akan membuat jamuan apa nanti. Sebenarnya tidak wajib memberikan jamuan bagi setiap jamaah yang mendapatkan giliran menjadi tuan rumah sebab sudah disampaikan oleh pengurusnya dari awal bahwa jangan sampai kegiatan ini malah memberatkan jamaah. Namun, kapan lagi bisa bersedekah kalau tidak pada momen seperti ini pikir Eko.

Pagi-pagi sekali Eko bergegas menuju ke pasar kalangan (pasar yang bukanya setiap seminggu sekali). Hal itu ia lakukan supaya nanti tidak terlambat ke sekolah. Ia harus pergi ke pasar sendiri untuk membeli beberapa kebutuhan yang masih kurang, karena istrinya sibuk menyiapkan keperluan untuk memasak nanti siang. 

Sama-sama bekerja sebagai ASN, kesibukan setiap pagi sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka. Ketika istrinya sibuk memasak di dapur, Eko mengambil pekerjaan memandikan kedua buah hati mereka. Beruntung minggu ini ada ibu mertuanya yang sedang berkunjung, sehingga pengasuhan anak-anaknya banyak terbantu.

Sampai di pasar suasana masih cukup sepi. Eko membuka daftar barang yang telah dituliskan istrinya semalam. Dengan cekatan Eko berkeliling mencari barang-barang tersebut. 

"Satu lagi yang belum dapat, tetelan daging," gumamnya. 

Ia melihat ke sekeliling pasar, ternyata penjual daging baru tiba. Sembari menunggu penjual daging menyiapkan dagangannya, Eko duduk sambil mengamati suasana di sekelilingnya.

Di sana ia melihat para penjual menjajakan dagangannya masing-masing. Ada penjual pakaian, sayur-sayuran, makanan, daging, asesoris, dan sebagainya. Begitu dilihatnya penjual daging sudah siap dengan dagangannya, Eko segera nyamperin.

"Kak, ada tetelan sapi?" tanyanya pada penjual daging.

"Ada, dekak dulu ya." Jawabnya sambil masih menyiapkan dagangannya.

Eko memesan sekilo tetelan daging sesuai pesanan istrinya. Semua belanjaan sudah didapatkan Eko. Sebelum pulang, ia sempatkan membeli martabak untuk oleh-oleh kedua buah hatinya. 

"Astaghfirullah..!" pekik Eko dalam hati ketika tiba di tempat ia memarkir motornya. Rupanya ia lupa mencabut kunci motornya. 

"Alhamdulillah masih rezekiku, Ya Allah," ucapnya lirih sambil menstater motornya.

Lagi-lagi ia bersyukur masih diberi perlindungan Allah. Sepeda motornya masih aman di tempat parikirnya. Segera ia bergegas pulang. 

Teringat momen hari pahlawan, di sepanjang perjalanan ia berfikir jika tidak bisa menjadi pahlawan untuk orang lain, setidaknya ia ingin menjadi seorang pahlawan untuk keluarganya. Ia igin memberikan yang terbaik untuk istri dan kedua buah hatinya.

4 komentar:

  1. Jangan-jangan ini kisah pribadi. Sering lupa itu Pak. Hehe .

    BalasHapus
    Balasan
    1. He..he..he.. Bisa jadi itu Pak... Terimakasih kunjungannya Pak Padil..

      Hapus
  2. Wah, suami teladan. Bahagia sekali sang istri pastinya..

    BalasHapus

Serunya Festival Panen Hasil Belajar PGP Angkatan 10 Kabupaten Musi Rawas Tahun 2024

Foto: Dokumentasi Pribadi oleh Abdul Hadi Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 10 Kabupaten Musi Rawas telah selesai, ditandai dengan pe...