Cuaca di kota Palembang memang sangat panas sehingga membuat anak-anak tidak betah jika tidur tanpa menghidupkan kipas angin. Hal ini bertolak belakang dengan ayahnya yang tidak tahan dengan kipas angin. Biasanya tengah malam saya mematikan kipas angin, namun karena terlalu nyenyak tidur saya lupa mematikannya. Efeknya ketika bangun tidur terasa sangat dingin hingga saya pun harus memakai jaket untuk mengurangi dinginnya udara pagi.
Pagi ini ibunya anak-anak masih sibuk mempersiapkan kegiatan PPG-nya, sehingga anak-anak menjadi urusan saya. Baik itu memandikan ataupun menyiapkan makannya, sudah tidak canggung lagi saya lakukan. Hal itu karena sedari kecil saya sudah terbiasa mengasuh keponakan-keponakan saya. Seperti pagi ini, setelah anak-anak bangun tidur dan bermain sebentar segera saya memandikan mereka. Setelah mandi mereka pun tampak lebih segar.
Sembari menunggu masakan masak, anak-anak makan kudapan yang dibeli dari warung langganan tempat membeli sayur. Memang kalau di kota tidak kesulitan mencari makanan. Jika tidak ada di warung penjual sayur langganan, ada saja penjaja kue keliling yang lewat di depan rumah. Dari penjaja kue tradisional getuk lindri, bubur kacang ijo, sampai roti sobek pun ada.
Beranjak siang, si kecil sudah tidur. Kulihat batang sawo di depan rumah ternyata sudah banyak buahnya yang tua. Karena rasanya yang manis, anak-anak pun menyukainya. Tanpa berpikir panjang lagi segera kuambil jolok untuk memetik buah sawo. Memetiknya harus berhati-hati, jangan sampai jatuh dan pecah. Jika buah sawo yang dipetik pecah maka tidak akan bisa masak. Untuk memetik buah sawo yang batang ke atap rumah, kuambil tangga lipat untuk naik ke atas teras. Hasil panen buah sawo dapat satu ember. Lumayan untuk dimakan bersama-sama.
Supaya bisa masak dengan sempurna, perawatan buah sawo harus teliti. Setelah selesai dipanen, buahnya dicuci sambil disikat dengan sikat cuci atau sabut kelapa untuk menghilangkan kulit ari buah sawo tersebut. Banyak yang bilang jika tidak disikat kulit arinya maka buah sawo tidak bisa masak. Oleh karenanya saya sikat kulit ari buah sawo sampai bersih. Biasanya setelah diperam dua hari buah sawo sudah mulai masak dan siap untuk dimakan.
Kegiatan libur sekolah ini lebih banyak saya habiskan mengasuh anak-anak karena ibunya sedang mengikuti kegiatan PPG secara daring sehingga harus fokus supaya nantinya bisa lulus dengan nilai yang memuaskan. Hal itu memberi kepuasan tersendiri karena bisa menghabiskan waktu sambil bermain bersama bocil-bocil.
Jadi bapak yang baik, ya.
BalasHapusHe..he..he..njih Pak D..
Hapus