Minggu, 07 Maret 2021

Saatnya Kembali

Minggu, 7 Maret 2021 menjadi hari yang sangat berat bagiku, karena hari ini adalah hari terakhir silaturahmi dengan ibu. Artinya kami harus berpisah lagi untuk beberapa waktu lamanya. Aku dan keluarga kecilku harus berangkat kembali ke tanah seberang untuk menunaikan tugas, setelah izin beberapa hari untuk menghadiri pernikahan keponakan. 

Setelah selesai menyusun barang-barang bawaan ke dalam kendaraan, kami berangkat sekitar  pukul dua siang. Sepanjang perjalanan kami diiringi hujan yang sangat lebat. Belum terlalu jauh kami berangkat, kembali terjadi tragedi seperti waktu mudik tempo hari. Karena usia yang sudah cukup tua, ban mobil yang kami tumpangi pecah di ruas jalan tol Semarang. Dengan cepat ban yang pecah pun diganti dengan ban serep. 

Untuk menghindari kejadian yang sama lagi karena perjalanan masih sangat jauh, kami pun berinisiatif keluar tol dulu di ruas tol Kaliwungu, Kendal untuk membeli ban yang baru. Setelah berjalan beberapa lama, kami berhasil menemukan toko ban yang dimaksud dan segera mengganti bannya dengan yang baru. Tak berapa lama kemudian, selesai mengganti ban kami lanjutkan perjalanan kembali.

Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 dini hari ketika kami tiba di area pelabuhan Merak. Karena jadwal keberangkatan kapal yang dipesan masih lama, kami belum diperbolehkan memasuki dermaga sehingga harus menunggu beberapa menit sampai pintu masuk dibuka. Pukul 04.45 mulai dibuka untuk jadwal keberangkatan kami. Kami pun segera memasuki dermaga dan langsung dipersilahkan menaiki kapal penyeberangan.

Tidak terlalu lama menunggu, kapal pun segera melaju mengantarkan penumpang menuju ke pelabuhan Bakauheni, pintu gerbang masuk pulau Andalas. Masih terasa berat untuk berpisah dengan keluarga, terutama ibuku. Terbersit do'a dalam hati semoga beliau senantiasa diberi kesehatan sehingga tiba saatnya nanti bisa bertemu kembali. Sembari menunggu kapal menyeberangi selat Sunda, kami melelapkan diri sejenak, beristirahat agar esok hari kembali segar untuk melanjutkan perjalanan. Sesekali goncangan gelombang terasa hingga ke atas kapal penyeberangan.

14 komentar:

  1. Perjalanan jauh atau panjang memang mendatangkan kesan yang berbeda-beda bagi setiap orang. Ada yang senang-senang saja, ada pula yang sedih, karena harus berpisah dengan keluarga di tempat asal.

    Namun, perjalanan tetap dianggap sebagai bagian dari kehidupan kita. Karena toh hidup kita harus terus berjalan. Ya 'kan?

    BalasHapus
  2. Bakauheni tempat Kakek aku, jadi kangen...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayoooo Bu, kapan mudik...??πŸ˜†πŸ˜†

      Hapus
  3. Wah,sudah bisa mudik ya.Rencana mudik masih dalam rencana,kapan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bu, kebetulan ada family yang punya hajat menikahkan putranya...monggo diadiagendakan mudiknya..πŸ˜†

      Hapus
  4. Kalau baca pulang kampung seneng. Nggak pernah mudik he he.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Monggo Bu, sekali-kali ikutan mudik...πŸ˜†πŸ˜†

      Hapus
  5. Sll ada rindu sama bunda😭

    BalasHapus
  6. Asyiknya, bisa melepas rindu dgn keluarga terdekat.

    BalasHapus
  7. Jadi ingin mudik. Sudah 2 tahun tidak mudik. Akibat C-19.

    BalasHapus
  8. Semoga selamat sampai tujuan ya Pak
    Semoga keluarga diudik selalu sehat, dan segera bisa berjumpa kembali

    BalasHapus
  9. Saatnya kembali dengan membawa doa terbaik dalam hati. Membaca cerita ini membuat saya iri dan ingin bergegas kembali kepada perempuan yang mengajarkan ketegaran hati, Simbok 😭

    BalasHapus
  10. Kampung halaman akan selalu di kenang. Dan indah saat di perantauan teringat kepadanya. Semoga lancar perjalanan Pak

    BalasHapus

Serunya Festival Panen Hasil Belajar PGP Angkatan 10 Kabupaten Musi Rawas Tahun 2024

Foto: Dokumentasi Pribadi oleh Abdul Hadi Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 10 Kabupaten Musi Rawas telah selesai, ditandai dengan pe...